Mar 26, 2014

Jangan Bikin SIM Lewat Calo... Kecuali Kalau Malas Ngantri - Part 1

Olala, tak terasa sudah lima tahun berlalu sejak saya pertama kali bikin Surat Izin Mengemudi. Saat itu saya baru beli motor Honda di Cilegon via FIF. Terpaksa beli di Cilegon karena saya numpang bikin KTP di alamat rumah istri saya di Banten. 

Saya sebetulnya orang Bogor, namun karena saat mau bikin KTP dipersulit oleh oknum RW, jadi terpaksa bikin jadi warga Banten. Kalau harus menunggu bikin di Bogor, khawatir waktunya terlalu mepet ke hari H pernikahan. Karena KTP saya KTP Banten, maka saya juga harus bikin SIM di Banten.

Saya sebetulnya belum lancar mengendarai motor waktu beli motor tersebut. Dan sempat khawatir kalau ada tes mengendarai sepeda motor. Untungnya semua bisa diatur. 'Mau langsung jadi atau nunggu?' kata seorang petugas polisi di balik jendela loket ketika saya mengajukan niat untuk membuat SIM.

Kalau langsung jadi tarifnya 250rb, hari ini selesai. Begitu jawabnya ketika saya tanya tarifnya. Kalau nggak langsung jadi berapa? Ah, saya nggak tertarik untuk menanyakan hal itu. Beberapa proses yang harus dilalui antara lain ujian tertulis, tes mengendarai dan difoto untuk SIM nya.

Setelah ujian tertulis selesai, saya lihat beberapa orang petugas mengecek hasil jawaban, dan langsung 'membetulkan' jawaban yang salah dari peserta ujian tersebut. Ah, itu pasti kemudahan yang diberikan karena ikut program 'langsung jadi' tadi.

Saatnya ujian mengendarai. Pak petugas di lapangan menawarkan kemudahan berikutnya, 'mau dites atau nggak usah?' tanyanya. Ya jelas saya pilih nggak usah, orang saya belum lancar bawa motor kok, wuehehe. Berikutnya adalah proses pemotretan untuk SIM tersebut. Syaratnya gak boleh pake kaos, kecuali kaos yang berkerah. Kalau kebetulan pake kaos, ya pinjam saja kemeja atau jaket ke tetangga sebelah.

Proses pembuatan SIM pun selesai.
Categories:

0 comments:

Post a Comment