Sebagai kepala rumah tangga berpenghasilan pas-pasan, cara paling umum untuk bisa mendapatkan rumah sendiri adalah dengan mengambil pinjaman KPR. Dan type rumahnya pun agar tak terlalu membebani biaya cicilan bulanan maka mengambil yang sederhana saja dengan dua kamar plus car pot.
Dengan bertambahnya anak dan barang-barang, car pot yang tadinya untuk menjemur berubah fungsi menjadi kamar tambahan, alias kamar ke tiga. Konsekwensinya, taman yang tadinya hijau dengan rumput dan tanaman, beserta kolam kecil plus airmancurnya, tergusur dan beralih fungsi menjadi area untuk menjemur pakaian.
Satu-satunya area untuk tanaman hanyalah secuil tanah di bagian ujung halaman yang ditumbuhi pohon cemara udang. Pohon ini ternyata tumbuh sangat cepat. Pohon yang awalnya kecil tampil menarik dengan ranting dan daun yang bisa dibentuk bulatan, berubah menjadi pohon yang semakin tinggi dengan dedaunan yang tampil berantakan, menyita waktu untuk dirapikan secara berkala.
|
Saat pertama menempati rumah KPR, halaman masih bisa untuk taman hijau. |
Berikut transformasi halaman rumah saya mulai dari taman hijau lalu berubah menjadi conblok lalu berubah menjadi paving blok berkeramik buatan sendiri.
|
Tak ada lagi taman, berubah fungsi jadi tempat jemuran |
|
|
|
Rumput hijau berganti conblok |
Penggunaan conblok untuk menggantikan rumput dengan pertimbangan air hujan masih bisa terserap oleh tanah, dibandingkan bila menyemennya secara permanan. Hanya saja, lama kelamaan conblok menjadi berubah warna dan berlumut hingga terlihat kotor.
|
Area untuk tanaman hanya tersisa secuil di pojokan |
Sebagai solusi alternatif, saya mencoba membuat sendiri paving blok yang diberi keramik di bagian atasnya. Penggunaan keramik menghindarkan timbulnya lumut dan mudah dibersihkan.
|
Mencetak sendiri paving blok berkeramik |
Karena proses pembuatannya yang menggunakan cetakan, saya hanya bisa mencetak dua buah perhari. Tapi hal ini tak terlalu jadi masalah mengingat saya mengerjakannya sendiri di sela-sela waktu kerja. Jadi begitu dua buah cetakan selesai, saya bongkah conblok dan meratakan tanahnya untuk diganti dengan paving blok keramik buatan saya.
Perhari saya bekerja sekitar 2 jam untuk mencetak dan memasang paving blok yang sudah jadi.
|
Paving blok yang sudah dilepas dari cetakan, diberi acian pinggirannya |
Sela-sela antara paving blok diberi taburan kerikil putih agar terlihat menarik dan sesuai tujuan utamanya agar air hujan bisa masuk ke dalam tanah.
|
Sedikit demi sedikit membongkar conblok dan mengganti dengan paving blok keramik |
|
Sela-sela antara paving blok keramik diberi kerikil putih |
Agar air hujan lebih meresap ke dalam tanah, saya menambahkan sekitar enam buah bio pori atau sumur resapan yang saya tutup menggunakan kawat kasa lalu ditutupi oleh kerikil putih.
|
Buat beberapa buah bio pori untuk resapan air hujan |
Setelah beberapa hari, atau minggu tepatnya, akhirnya pekerjaan penggantian conblok dengan paving blok keramik selesai juga.
|
Kondisi halaman rumah sekarang |
Menarik kreasinya bro, saya juga suka utak-atik barang bekas dirumah...hehhehe
ReplyDeleteThanks.. Jangan lupa subscribe di Veecollege Channel YouTube, di https://www.youtube.com/user/veecraftmedia , untuk mendapatkan berbagai video prakarya lainnya.
Deletepak mau tanya.. ini conbloknya berarti diangkat semua ya?
ReplyDeletelalu di semen tidak? dan yg batu2 itu dasarnya dengan disemen atau tetap menggunakan tanah atau pasir?
iya,conblok diangkat karna udah berlumut. Sdibawah batu2 itu dikasih pasir tipis, nggak disemen, biar air masih bisa meresap. dibeberapa titik juga dikasih bio pori
Delete