Dalam pembuatan sebuah komik, menggambar latar belakang atau background
pada frame sering kali menjadi bagian yang menyita waktu hingga membuat
komikus malas mengerjakannya. Hasilnya, sang komikus seringkali
menyiasatinya dengan memberi warna gelap atau membuat background
abstrak, atau hanya garis-garis saja.
|
Object 3D Sebelum Dirender |
|
Object 3D Dirender dengan Ambient Occlusion dan Shadow |
|
Object 3D Dirender dengan Toon Shader |
|
Hasil Render dimodifikasi di Photoshop |
Sekarang
ini dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kita bisa
sedikit curang menggunakan teknologi tersebut untuk membuat background
yang kompleks, dengan perspektif yang akurat dan bisa digunakan
berulang-ulang untuk beberapa frame dengan angle yang berbeda. Teknologi
tersebut kita kenal dengan nama 3D.
Yep, software 3D selain bisa menciptakan keajaiban film animasi, juga
makin familiar di kalangan graphic designer dan visualizer. Membuat
sebuah poster kadang tak bisa mencapai hasil yang diinginkan dengan
karya fotografi. Atau kalau developer perumahan mau jualan apartemen
yang belum ada bangunannya, maka membuat visual bangunan dengan 3D
adalah solusinya. Maka bagi para komikus, rasanya bukan hal yang tabu
untuk memanfaatkan teknologi tersebut untuk menciptakan karya-karya
komiknya.
Banyak software 3D yang beredar di pasaran, dengan menawarkan berbagai
fitur yang serba canggih. Salah satunya adalah fitur rendering
menggunakan toon shader agar dapat menghasilkan gambar seperti gambar
yang dibuat oleh pinsil atau tinta. Dari image hasil render dengan toon
shader tersebut kemudian di modifikasi dengan gambar tangan menggunakan
Photoshop. Dan proses ini tentu saja tetap membutuhkan keterampilan.
Jadi jangan dikira dengan bantuan teknologi canggih, segala sesuatunya
bisa selesai begitu saja. Teknologi hanyalah alat, yang menentukan
hasilnya tetap tangan terampil yang ada di belakangnya.*** (
veegraphworkshop.com )
0 comments:
Post a Comment