Dec 8, 2012

Jangan ke Pulau Tidung Lewat Marina

ni pengalaman kami  berlibur ke Pulau Tidung lewat pelabuhanPantai Marina. Memang lebih cepat sih dibanding naik perahu kayu lewat Muara Angke, karena melalui pelabuhan Marina kapal yang digunakan lebih kecil dengan motor ganda. Tapi ternyata ada hal tertentu yang harus diketahui oleh pengunjung Pulau Tidung yang bukan penduduk asli sana.

Dermaga Marina Ancol


Senin pagi setelah berlibur di Pulau Tidung pada hari Minggu nya, kami bersiap pulang kembali ke Jakarta. Kapal motor akan berangkat sekitar jam 9 pagi, dan loket baru dibuka jam 8 pagi. Ternyata, senin pagi banyak penduduk pulau yang kerja di Jakarta, harus kembali beraktifitas di awal minggu tersebut, setelah sebelumnya menghabiskan week end di kampung halaman. Jadi kapasitas kapal motor yang hanya 25 orang tak bisa menampung semua calon penumpang, dan terpaksa menunda keberangkatan di pukul 2 siang nanti.

Dermaga Pulau Tidung
Siang harinya kami sudah antri sejak pukul setengah satu, agar bisa kebagian tiket. Namun ternyata saat loket dibuka, kejadiannya tak seperti yang kami bayangkan. Kami yang paling duluan datang dan duduk di depan loket, tak dianggap karena kami bukan penduduk Pulau Tidung. Padahal kami sudah ada dalam waiting list yang ditulis oleh petugas pagi tadi.

Secara tidak tertulis, kapal motor dari dan ke Pantai Marina Ancol yang dikelola oleh Dinas Perhubungan, ternyata diprioritaskan untuk kepentingan penghuni pulau. Pada saat saya berangkat dari Marina, jumlah penumpang tak sampai 25 orang, karena itu kami bisa leluasa berangkat dari sana. Seandainya calon penumpang lebih dari 25 orang, maka kemungkinan para calon penumpang harus penunjukkan kartu identitas, dan siapa yang memiliki KTP Pulau Tidung, dialah yang akan diprioritaskan. Itulah mengapa saya sangat TIDAK merekomendasikan pergi ke pulau Tidung dari Marina, karena sangat riskan bila tak kebagian tiket.

Untuk antri di loket pun, semua calon penumpang harus ikut antri alias tak bisa diwakilkan. Semuanya akan ditanyai nama dan umur, dan akan diabsen satu persatu untuk bisa naik ke atas perahu.

Kembali ke saat antri tiket Tidung – Jakarta tadi, kami yang sudah terdaftar di waiting list, harus dikesampingkan dulu karena ada penduduk yang harus pergi ke Jakarta hari itu juga. Untungnya, dengan bantuan ibu pemilik penginapan, kami akhirnya bisa mendapatkan tiket juga setelah sebelumnya marah-marah dan protes atas ketidaknyamanan tersebut.
Categories:

0 comments:

Post a Comment